Rekomendasi urutan test
Untuk mencapai Program Predictive Maintenance motor listrik tercapai secara effective. AzamLift Brother Company .Co membuat rekomendasi mengenai urutan speksifik test motor.
Pengukuran atau test dapat menentukan diagnosa perbaikan atau repair.
Rekomendasi urutan sbb:
1. Resistance Test
2. Meg-Ohm Test
3. HiPot Test
4. Surge
1.Coil Resistance Test
Tahanan coil di test atau diukur terutama untuk mengetahui kesamaan/Balance atau tidak diantara ke tiga phase nya, perbedaan pengukuran dengan pengukuran sebelum nya dan perbedaan dengan yang tertera di nameplate nya. Jika ditemukan problem, maka motor harus di inspeksi untuk menemukan problem tersebut.
Problem nya mungkin :
• hard shorts atau hubung pendek dengan core
• hard shorts atau hubung pendek antar coil dalam phase
• hard shorts hubung pendek antar coil antar phase
• connection atau sambungan terminal kendor atau berkarat
Lebih jauh jika pengukuran dapat diterima, maka HiPot atau Surge harus dipakai.
2. Meg-Ohm Test
Meg-Ohm test tahanan dilakukan dengan Voltage berdasarkan tegangan kerja motor dan standart pabrikan atau pemakai sebagai panduan. Membandingkan hasil pengukuran dengan standart akan menggambarkan kondisi coil, jika terukur tahanan atau resistansi rendah, maka harus diadakan pemeriksaan lebih teliti, kemungkinan terjadi ground-wall pada insulasi.
Ground-wall, yaitu :
• lapisan isolasi atau enamel kawat terbakar atau rusak
• coil motor mungkin penuh dengan kotoran, debu karbon, air/lembab atau kontaminan
• koneksi pada coil-coil nya mungkin jelek
• isolasi yang digunakan untuk terminal koneksi ke juction box mungkin salah rating nya. (Tidak perlu diadakan test lebih lanjut jika belum ditemukan mengapa meg-ohm rendah dan di perbaiki)
3. HiPOT Test
HiPOT Test dilakukan menggunakan Voltage Test yang pada pokok nya lebih tinggi dari meg-ohm test, tetapi sekali lagi tergantung dari voltage operasi motor dan sesuai dengan standart tertentu atau panduan pabrik pembuat.
Mencari hal yang diluar biasa :
Kebocoran arus tinggi atau bocor tidak tetap /sesekali. Atau loncat naik-turun, rusak atau bocor arus tinggi merupakan indikasi kerusakan ground-wall insulasi.
Periksa lah :liner-slot, wedges, konduktor antara junction box dan coil, dll.
4. Surge Test
Surge test dilakukan untuk setiap phase, juga memilih test voltage berdasarkan voltage operasi motor dan standart pabrik pembuat.
Rekomendasi Test Voltage : HiPOT dan Surge Test
Voltage Test untuk HiPOT : motor, generator, transformator = 2X voltage jaringan/ operasi mesin ditambah 1000 Volt.
Sesuai dengan NEMA MG-1, EEE 95-1977 (untuk voltage lebih tinggi dari 5000volt) dan IEEE 43-1974 test kurang dari voltage kurang dari 5000volt).
Contoh :
•> Motor 460VAC -> test volt=2×460+1000=1920 V
•> Motor 416VAC -> test volt=2×416+1000=9320 V
Untuk winding baru atau rewound motor, test motor kadang ditambah dengan safety-factor 1,2 atau 1,7.
Dengan maksud untuk quality control yang lebih tinggi derajat nya untuk mendapatkan motor dengan kwalitas tinggi.
Contoh :
•> motor 460VAC test volt =2×460+1000V×1,2=2304 V ,atau
•> motor 460VAC test volt =2×460+1000V×1,7=3464V
Catatan :
Meski CRT sudah dikalibrasi tetapi sulit untuk mendapatkan besar voltage yang sama persis dengan permintaan test, jadi ambillah harga pembulatan yang terdekat.
Prinsip Kerja :
Coil resistance test atau test tahanan coil prinsip nya sederhana mudah untuk dilakukan dan dapat langsung mengetahui kondisi konduktor dari winding. Test ini terdiri dari :
•> menginjeksi arus listrik dengan besaran konstan ke winding
•> mengukur Voltage-droop dalam winding,
•> kemudian menghitung resistansi (harus pakai hukum Ohm
Jika terjadi short didalam winding maka, resistansi lebih rendah dari normal. Hasil perhitungan bisa dibandingkan dengan winding yang sama, atau catatan resistansi sebelum nya atau data dari nameplate, sudah berubah atau masih baik.
Hasil pengukuran resistansi dipengaruhi oleh konduktivitas tembaga dan temperatur ruang maka, agar hasil teliti harus ada koreksi karena temperatur ruang.
Juga untuk mendapatkan akurasi hasil voltage-droop, injeksi arus listrik ke coil sekurang-kurangnya sebesar 10 ampere.
High Voltage Direct Current (DC) of Testing